
Ketika dilahirkan, Zia memiliki rambut tebal dan hitam di atas kepalanya. Dengan wajah bulat sepertiku dan mata bulat milik ayahnya. Zia yang lucu dan senang menari serta memanjat apapun dihadapannya (agak ekstrem ya...). Sudah menjadi kebiasaan keluarga kami, ketika menginjak 40 hari umur bayi, maka dicukur rambutnya dan dipotong kukunya. Dan pergilah kami ke ibu haji yang sudah biasa mencukur rambut bayi. Karena untuk melakukannya sendiri, aku tak tega dan memang belum bisa ^_^ . Setelah dicukur habis rambutnya, kami kini melihat Zia yang benar-benar bulat. Lucu.
Dan ibu haji memberitahuku untuk melumuri kepala Zia dengan menggunakan Kemiri, seledri atau lidah buaya. Bahkan kakakku ikut berbicara, bahwa kepalanya harus dilumuri bagian putih dari kulit semangka. Kuikuti semua saran itu, karena anakku adalah perempuan, dan ku takut jika rambutnya tidak tumbuh.

Kepala Zia kembali tak berambut. Dan kumelihatnya seakan-akan dia kembali ke umurnya yang 2 bulan. Lucu. Tapi, sayang. Dia anak perempuan. harusnya kepalanya ditumbuhi rambut indah dan lebat. Seperti seorang putri dengan mahkota indah di atas kepalanya.
Kubawa dia menemui neneknya, dan ketika melihat Zia, ibu pun marah karena kepalanya tanpa rambut alias botak. "Kan mau lebaran, bukannya rambut dibagusin, dirapiin, eh malah dibotak habis. Harusnya dikasih minyak, dikasih lotin. Gimana sih kamu???" ibuku mulai berbicara dengan gayanya yang cepat. Dan aku hanya diam sambil sedikit nyengirrrr.
Sekarang kumulai lagi rutinutasku yang hampir kulupa, yaitu melumuri kepala Zia dengan segala sesuatu yang ada di dapur, agar rambutnya cepat tumbuh dengan lebat dan indah. Maafin bunda ya Zia...... Baca selengkapnya »
0 komentar:
Posting Komentar