Jumat, 21 Maret 2014

Kakinya Dingin

Kakinya Dingin


Sebenarnya sudah dapat aku prediksikan, malam ini Eca akan
agak rewel. Namun, karena keegoisanku yang ingin tetap pergi ke rumah kakak, akhirnya Eca benar-benar rewel.
Suhu tubuh Eca yang agak naik sudah kuketahui sejak kemarin. Namun, aku sedikit menyepelekan hal itu dikarenakan Eca yang jika sakit cukup diberi madu dan sembuh. Hingga akhirnya aku tetap saja pergi dengan membawa Eca ke rumah kakakku menggunakan sepeda motor walau cuaca sudah agak mendung.

Hujan yang turun sesaat sebelum adzan maghrib membuatku dan adikku, Yeni, berteduh dan lanjut saja ngobrol di rumah Mbak Anik, kakakku. Hingga terasa olehku suhu badan Eca yang terus naik dari waktu ke waktu. Kuhubungi Ayah Zia "Mas, Eca panas. Aku di Mbak Ani". Mendengar hal tersebut Ayah Zia langsung menjemputku di tempat Mbak Anik menggunakan mobil.

Sampai di rumah, Eca yang kelelahan tampak ngantuk. Tidur pulas tepat jam delapan malam. "Syukurlah kalau Eca nggak rewel" Ucapku dalam hati.
Kaget dengan adanya suara asing, Eca terbangun tepat di saat teman Ayah Zia datang di jam setengah sepuluh malam. Dengan suhu badan tinggi dan kakinya yang dingin Eca mulai rewel dan ingin terus digendong. Ya, kakinya dingin dan mulai kuberi minyak telon agar kaki itu menghangat.

Jam sepuluh Ayah Zia pergi main futsal dengan beberapa temannya. Dan tak lama Eca kembali rewel. Rasa bersalah, gelisah, pengen nangis, semua berbaur menjadi satu sambil kubalur tubuh Eca dengan minyak plus parutan bawang merah. Namun, panasnya tak kunjung turun. Dan kakinya masih tetap dingin.

Setiap ada motor lewat, kuintip keluar dan bukan Ayah Zia. Eca masih rewel sambil terus minta digendong.Dan tanpa ingin turun sedikitpun. Kucoba menidurkannya di kasur, namun dia langsung menangis dan sama sekali tidak mau ASI. Tengah malam Ayah Zia pulang, "Ayah, tar gendongnya gantian ya" Pintaku, yang langsung diiyakan tanpa pikir panjang Ayah Zia.

Tidur hanya beberapa jam dan tidak nyenyak itu tak enak. Ini mungkin pernah dirasakan oleh setiap Ibu. Terima kasih tak terkira terucap dalam hati untuk setiap Ibu di dunia, terutama Umi yang pastinya merasa khawatir dan gelisah saat aku sakit. Thanks Umi.

kakinya dingin
Eca bobo siang
Pagi hari, Ayah Zia menelfon Mbah dan menanyakan solusi untuk Eca. "Kakinya dingin gak?" tanya Mbah yang langsung kuiyakan. "Kalo kakinya dingin cepet diurut di Ibu belakang. Tapi kalo kakinya panas jangan diurut" Hal yang masih belum kupahami sepenuhnya dan langsung kukerjakan.
Alhamdulillah, setelah diurut, keadaan Eca berangsur membaik. Suhu tubuhnya mulai turun, walau rewelnya tak langsung hilang seketika. Dan tidur dari jam dua belas siang hingga jam empat sore. Mungkin membalas tidurnya tadi malam. Thanks Mbah, memang aku masih harus banyak belajar.

Bunda Zia
Kakinya dingin
Baca selengkapnya »

1 komentar:

Keke Naima mengatakan... 25 Maret 2014 pukul 21.27

kalau akkai dingin gitu, biasanya anak suka saya kasih kaos kaki. Setelah hangat baru dibuka

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia