Minggu, 22 Desember 2013

Ibu, Cinta tanpa Akhir

Ibu, Cinta tanpa Akhir


Seorang anak akan mengerti pengorbanan dan cinta sang ibu jika dia sudah memiliki dan mengasuh anak. Kata-kata yang sering kudengar jauh sebelum menikah dan memiliki dua orang bidadari hatiku.Kata yang kini kubuktikan sendiri melalui kegiatan dan kesibukan yang kulakukan setiap hari. Hari-hari yang menyenangkan dan terkadang melelahkan dengan dua bidadari kecilku.

Ibu, Cinta tanpa Akhir. Cinta seorang ibu, adalah cinta yang bisa mewakili seluruh cinta di dunia ini. Jika semua orang meninggalkan dan mencomooh kita, tidak demikian dengan ibu. Tak beda baginya, keadaan, usia, jarak dan waktu yang manapu, ibu tetap akan mencurahkan seluruh cinta dan kasih sayang hanya untuk anak-anaknya. Masa kecil yang menyenangkan, selalu hangat dengan pelukan dan ciumannya. Tak peduli bagaimana keadaannya dan kondisinya. Ibu selalu memberikan yang terbaik.

Bolak balik rumah sakit tiap bulan dalam kurun waktu dua tahun tidak lantas membuatnya putus asa untuk terus menyayangi anak-anaknya tanpa mempedulikan penyakit yang bersarang di tubuhnya.
Tiga bulan waktu yang dihabiskannya di tempat tidur, dengan alasan urat kejepit, tak menghalanginya untuk bisa menghadiri wisuda sang anak beberapa bulan kemudian meski harus berjalan dengan bantuan tongkat. Disingkirkan rasa malu itu. Harus menghadiri anaknya wisuda, itulah tekad dan pemacunya untuk bisa sembuh dan berjalan seperti sediakala.
Terus berlatih berjalan dan berdiri lama, persiapan menyambut tamu di pernikahan anaknya. "Agar tak membuat malu anak" Itu alasannya. Dan ia terus kuat, hingga saat ini. Ibu, cinta tanpa akhir.

Seolah hidup sudah Mimi persiapkan untuk terus menjaga dan mendampingi anak-anaknya. Mimi selalu hadir dalam setiap kesempatan dimana a
ku membutuhkannya. Tak peduli sejauh apa jarak yang harus ditempuh, tak peduli sekeras apa usaha yang harus dilakukan. Terlalu banyak cinta dan kasih sayang yang telah Mimi berikan, serasa tak mampu ku untuk membalasnya.

Kasih seorang ibu, bukan hanya ada di saat kita selalu digendongnya, akan tetapi di saat kita menggendong tetaplah cinta itu sama, bahkan lebih. Zia dan Echa benar-benar membukakan mataku lebih lebar akan kasih sayang Mimi. Di saat semua orang meninggalkanku, hanya Mimi yang bersedia menemaniku. Setiap ku harus menginap di rumah sakit dalam waktu yang tidak sebentar, Mimi selalu setia merawat dan menjagaku. Hingga suamiku, orang yang tak lama mengenal Mimi bilang "Mimi adalah ibu yang paling setia pada anaknya". Kata-kata yang melekat terus di ingatanku, seolah memintaku untuk menjadi ibu yang setia seperti Mimi.
Ibu, Cinta tanpa Akhir
Love You Mimi
Tak ada cinta yang bisa melebihi cinta seorang ibu. Hanya Ilahi yang membalasnya. Cinta meluap bukan hanya pada anaknya, tapi terus mengalir hingga cucunya. Doaku, semoga kesehatanmu semakin membaik dan senyum itu selalu ada di wajahmu. Selamat Hari Ibu. Love you Mimi.

Ibu, Cinta tanpa akhir
Bunda Zia
Baca selengkapnya »

3 komentar:

Keke Naima mengatakan... 24 Desember 2013 pukul 22.35

kasih ibu sepanjang masa, ya :)

Anonim mengatakan... 8 Januari 2014 pukul 20.00

duh jadi sedih bacanya... jadi kangen ibu dirumah :(

Unknown mengatakan... 5 Maret 2014 pukul 18.01

mata berkaca kaca jadi nya , kangen bunda

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia