Sabtu, 09 November 2013

Maaf, Premium habis

Maaf, Premium habis


maaf, premium habis
Ada hal yang biasa saja, namun karena dilakukan oleh orang biasa, maka hal tersebut menjadi hal yang tak biasa. Siang ini kuajak Echa, putri keduaku untuk pergi ke Bekasi mengambil barang pesanan. Sengaja naik angkot, karena memang tak ada yang mengantar kami pergi ke Bekasi. Alhamdulillah, seperti biasa Echa tidak rewel dan tidur sepanjang jalan dan hanya minta ASI sekali ketika kami sudah sampai tempat tujuan.

Selesai mengambil pesanan, tak sabar ku ingin segera pulang. Kasihan melihat Echa yang nampaknya sudah lelah kuajak jalan dari siang. Setelah dua kali naik angkot, kini angkot terakhir siap mengantarku pulang ke rumah. Namun, rasa kesal sedikit menyinggahi hati, saat supir angkot hanya sebentar menyalakan mesin mobil untuk menarik penumpang naik. Dan setelah ada penumpang naik, dia mematikan kembali mesin mobilnya.

Dan temannya menegur sang supir dengan agak berteriak "bang, itu bensin tinggal dikit.Cepet jalan. Tar kalo nemu POM langsung isi aja" Otomatis, supir pun menjalankan angkot sambil lirik kanan kiri jika ada tambahan penumpang. Sedikit lega akhirnya.
Ke POM bensin??? Otakku mengingat kembali memori beberapa jam yang lalu, seingatku di POM terdekat terdapat tulisan Maaf, Premium Habis. Ah, mungkin sang supir akan mengisi bensin di POM berikutnya, bukan POM dekat rumahku.

Dua orang ibu-ibu naik tak lama setelah beberapa meter angkot ini melaju. ibu-ibu yang nampaknya periang dan senang bicara. Hanya penilaian sesaatku saja kok. Karena ibu-ibu itu tak berhenti ngobrol semenjak mereka berjalan tadi.

Dan tak seperti dugaanku, ternyata supir angkot membelokkan mobilnya ke POM dekat rumahku yang jelas bertuliskan Maaf, Premium Habis. Saat mendekati pos 3 tempat mobil mengisi Premium, pegawai POM meneriaki supir angkot "Bang, Premium habis". Lalu sang supir membelokkan mobilnya ke pos 4, dimana motor biasa mengisi premium. Dan pegawai POM yang lain berkata "bang Premium habis, isi pertamax aja".

Supir angkot yang takut mobilnya mogok karena habis bensin mulai agak bingung dengan ketiadaan Premium di POM itu dan berucap "Daripada mogok, mending beli pertamax aja deh" sambil bertanya "Mbak, pertamax sebelah mana?" "di pos 1 bang" jawab pegawai POM di pos 4.

Entah bingung atau apa, tapi kok sang supir mengarahkan mobilnya ke pos 2. Dan dengan gugup dia bertanya, "pertamax ada?" "di pos 1 bang" kembali pegawai cantik di pos 4 mengingatkan. Dua ibu di sampingku tak berhenti tertawa dengan tingkah supir yang gugup dan bingung.
"Keder gua, dapet berapa liter ya pertamax kalo 20,000???". Tak ada jawaban, hanya terdengar suara deru mobil yang mengarah ke pos 1 POM bensin ini.

Sesampai di pos 1, pegawai disana berkata "Maaf, Premium habis. Di sini tempatnya Pertamax" sambil menunjuk pada tulisan Pertamax yang berdasar warna biru. Terdengar dari kejauhan Mbak Pegawai yang cantik berkata "Mas, dia mo ngisi pertamax".

Kasihan sebenarnya, supir angkot yang baru mendapat beberapa penumpang harus mengisi bahan bakar yang dianggapnya mewah. Angkot isi premium 20,000 sudah biasa. Tapi ini pertamax, entah akan bertahan berapa meter lagi mobil tersebut dengan bahan bakar yang tidak sampai dua liter itu. Tak tahu, siapa yang membawa premium miliknya.
Ku turun tepat di depan gerbang komplek. Sudah agak sore, tidak terlalu panas seperti saat kuberangkat tadi. Namun, ku tetap ingin cepat pulang. Semoga sang supir angkot dapat sampai di POM bensin berikutnya dengan premium dan tanpa mogok.

Bunda Zia
Maaf, premium habis
Baca selengkapnya »

1 komentar:

Mugniar mengatakan... 15 Desember 2013 pukul 21.10

Trus Echanya gak bosan, mbak?
Iya juga .. kasihan kalo mereka harus beli Pertamax tapi gimana ya .. mungkin Premium pelan2 mau ditiadakan makanya sering kehabisan?

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia