Jumat, 13 September 2013

Ruang Operasi

Ruang Operasi


Seringkali rasa salah, malu, iri, minder, lemah dan berbeda menyerangku. Saat kudengar atau membaca cerita beberapa ibu tentang proses melahirkan mereka yang normal.  Menunggu berjam-jam, menahan rasa sakit yang sangat demi mendengar suara tangis bayi kecil yang dilahirkannya.

Aku marah, menyesal, menderita, ketika bangganya mereka menceritakan keindahan saat melahirkan dan pintu surga yang terbuka lebar untuknya. Sementara aku, hanya bisa menahan sakitnya perut yang tak pernah hilang dari dua tahun lalu dan berlanjut saat ini. Setelah operasi caesar anak keduaku.

Menangis dalam kesendirian, menguatkan diri sendiri. Mengingatkan bahwa banyak yang memerlukanku. Terutama bayi kecilku. Walau rasa berbeda itu tetap ada, namun ku harus selalu tersenyum ketika mereka menceritakan proses persalinan yang menusuk hatiku.

ruang operasi

Berbagai cara kulakukan, semua usaha kujalani, demi melahirkan anak kedua dengan proses normal. Konsumsi makanan low karbo dan low fat, banyak bergerak, berjalan di pagi hari, mempraktekkan beberapa gerakan senam, dan banyak hal yang kuketahui dari orangtua, tetangga, serta internet.

Kutahu rasanya masuk ruang operasi, ingat saat obat bius masuk melalui tulang belakangku, suasana ruang operasi dengan banyak lampu dan berbagai peralatan, dokter dan perawat yang membicarakan keadaan bayi sebelum mereka ambil, rasa sakit yang berlangsung lama setelah operasi di perut. Semuanya masih segar di ingatanku.

Semua itu kembali menghantuiku setelah kuberusaha menghilangkan kata "operasi caesar" dalam ingatanku, saat kuketahui hari itu aku harus kembali memasuki ruang operasi demi menyelamatkan jiwa bayi dalam kandunganku. Kembali harus merasakan rasa sakit di perut yang tak hilang dalam waktu lima tahun. Dan harus mendengat bahwa aku hanya boleh punya satu anak lagi. Itupun harus kembali masuk ruang operasi.

Dan sekali lagi, aku menahan sakitnya tusukan itu saat mereka bilang bahwa melahirkan dengan cara caesar tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan proses normal. Kembali kuharus menguatkan diri dan hati ini.

Bunda Zia
Ruang Operasi
Baca selengkapnya »

2 komentar:

Keke Naima mengatakan... 17 September 2013 pukul 10.20

sy dua2nya melahirkan caesar, kok, Mbak. Kt siapa melahirkan caesar gak ada apa2nya. Lagipula perjuangan seorang ibu tdk hanya sebatas pada saat melahirkan. Jgn dipikirin, Mbak. Kita yg lebih tau diri kita. Yg penting2 ibu dan bayi sehat. Sabar, ya :)

Santi Dewi mengatakan... 17 September 2013 pukul 15.26

Yang sabar dan ikhlas ya, mba... jangan mendengarkan kata2 yg akan membuat kita down, mungkin itu jalan terbaik yg memang harus ditempuh. Semangat ya... :)

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia