Dede Bayi Zia
Memiliki bayi mungil di saat anak pertama berusia dua tahun adalah suatu hal yang menyenangkan dan menggemaskan serta mengkhawatirkan. Nah lhoooo? Kehamilan kedua yang sama sekali tidak ada dalam wacana tahun ini adalah hal yang sedikit membuatku meringis. Bagaimana tidak, gadis kecilku yang masih perlu banyak perhatian harus berbagi dengan adik yang sama sekali di luar pengetahuannya. Apalagi ketika dia mengira bahwa itu adalah bayi yang bisa dengan bebas digendong dan dipeluk sesukanya.

Umi Zia yang terus menemaniku mengasuh Zia sambil mengawasinya dari tangan bayi mungil yang selalu dipegang apabila tidak ada orang. Jika hanya dipegang biasa sih oke. Tapi ini sampai bayinya nangis. Oh tidaaak. Dan pernah suatu waktu Zia mencolek pipi sang bayi sambil berkata ke Umi "Umi, ini kue ulang tahun. Dicolek-colek sama Zia" dan pernah juga Zia hampir tidur di atas sang bayi. Ketika diambil oleh Umi, Zia berteriak "Zia mau bobo di dede bayi. Kayak di bantal".Horor boooo...
Zia, gadis kecilku yang belum mengerti dan belum tahu. Harus terus belajar dan mengenal bahwa adiknya masih kecil. Dan agak susah, apalagi ketika rasa cemburu datang saat Bunda Zia menggendong dede bayi, atau saat Ayah berjalan-jalan keluar di pagi hari sambil membawa dede bayi.
Zia memang agak rewel sekarang, setelah dede bayi lahir. Tapi tetap bersyukur, karena sang bayi tetap anteng dan tidak rewel. Mudah-mudahan proses belajar Zia berjalan lebih mudah untuk mengenal adiknya.
Dede Bayi Zia Baca selengkapnya »
0 komentar:
Posting Komentar