Jumat, 26 April 2013

Menginap Semalam di Puncak

Menginap Semalam di Puncak


Sudah lama rasanya tidak konvoi atau jalan bersama teman-teman dan menginap di suatu tempat. Kukira hanya aku saja yang merasakan hal tersebut, ternyata Ayah Zia pun merasakan hal sedemikian. Dan mengajak teman-teman kami untuk pergi menginap semalam di puncak.

Mengajak beberapa teman melalui akun facebook bukanlah hal mudah. Walau internet sudah terpampang dimana-mana, namun waktu luang untuk pergi dari tumpukkan pekerjaan yang berbeda-beda bukanlah hal mudah. Padahal kami sepakat untuk pergi di sabtu malam dan pulang minggu malam.
Tak tahu tanggal berapa akan pergi, Alhamdulillah beberapa teman sepakat ikut. “Sepuluh orang ga papa, yuk kita pergi”. Kira-kira begitulah ucapan Ayah Zia kepada semuanya.

Seiring berjalannya waktu, dari jumlah dua belas orang teman yang sepakat ikut. Ternyata hanya empat orang yang bisa pergi. Kalo dihitung sama Zia plus Bunda Zia jadinya enam orang deh. Hehehe ^_^
Dan ternyata, ada yang mengajak 2  temannya yang domisili Jakarta untuk ikut serta. Trus, karena tempat yang disepakati untuk berkumpul adalah rumahku. Semua teman sudah datang dan ada satu orang yang datang hanya untuk say Good Bye kepada semuanya.  Dan entah rayuan apa yang diluncurkan Ayah Zia, orang itu akhirnya ikut juga. Jadilah kami berdelapan plus Zia berangkat naik mobil Kijang setelah shalat Maghrib.
menginap semalam di puncak

Mencari villa untuk menginap di malam hari memang bukan hal yang mudah. Namun berkat salah seorang teman yang sudah hapal betul para penjaga villa, akhirnya kami dapat villa dengan harga murah. Melepas lelah setelah perjalanan Bekasi-Bogor memang hal yang indah. Zia dan aku tidur di satu kamar, 4 teman perempuanku di kamar lain, dan Ayah Zia beserta dua temannya tidur di ruang tengah.  Villa yang kami tempati cukup luas, dengan lima kamar tidur dan kolam renang di halaman depan. Cukup puas walau harus berbagi kolam renang dengan penghuni villa depan ^_^

Menjelang siang, kami bersiap check out dan pergi ke puncak, Paralayang tepatnya. Menikmati suasana indah kebun teh dari ketinggian memang memiliki rasa tersendiri.  Disayangkan saat itu tidak ada penerbangan, kabut tebal dan hujan rintik sedang menyelimuti gunung. Shalat Dzuhur di Masjid At-Ta’awun.  Istirahat sejenak sambil menunggu jalan ditutup dan hanya untuk satu arah. Dan kami pun pulang kembali ke Bekasi. Acara menginap semalam di puncak, memang mengasyikkan.

Tentu banyak hal berbeda dalam perjalanan kali ini. Selain sudah berkeluarga, aku sudah punya Zia. Tanggungjawab yang tak bisa kudelegasikan kepada sembarang orang. Agak repot memang membawa Zia di tengah kerumunan jajanan yang menggirukan. Asal tau caranya, semua hal bisa berjalan lancar. Itu kata Mimi. Dan Zia pun bisa diatur kok dengan sendirinya dia mengerti banyak hal yang boleh dan tidak dalam perjalanan.

Menginap Semalam di puncak
Baca selengkapnya »

1 komentar:

Bung Destur mengatakan... 22 Mei 2013 pukul 23.32

kok kayak lagi di puncak mbak?

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia