Rabu, 13 Februari 2013

[BeraniCerita#1] Terindah

[BeraniCerita#1] Terindah


Aku heran, betapa inginnya ibu itu mengusirku dari tempat senyaman ini. Padahal, nona manis sang empunya tempat tak pernah keberatan jika ku beberapa bulan tinggal di tempatnya. Bahkan, agar ku pergi, si ibu sudah memberikan beberapa makanan ke nona manis, yang dibuangnya tanpa sepengetahuan si ibu.

Lagi, si ibu memarahi nona manis dan hampir memukulnya karena tidak juga mengusirku dari tempatnya. Ah, apa salahku?

Kehadiranku tiga bulan lalu di tempat nona manis memang tak terduga. Pada awalnya, nona manis sangat terpukul. Tapi kutahu, kini dia sangat menyayangiku. Namun, berbeda dengan si ibu. Dari awal, dia memang tidak menghendaki kehadiranku. Segala cara ditempuhnya, agar kupergi dari tempat sang Nona Manis.
Padahal ku sangat menyukai tempat ini, tempat yang nyaman dan hangat. Tempat terindah.


[BeraniCerita#1] Terindah


Enam bulan kemudian . . .

Akhirnya, ku keluar dari tempat Nona Manis, tepat waktu. Dan kini kulihat juga senyum terindah itu. Senyum itu untukku. Dipangkunya diriku dengan penuh kasih sayang. Karena dia memang sangat menyayangiku. Kupanggil dia dengan sebutan Ibu. Wanita yang telah mengizinkanku tinggal di dalam rahimnya. Tempat terindah untukku.


Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma
Baca selengkapnya »

11 komentar:

Andiah Zahroh mengatakan... 14 Februari 2013 pukul 07.50

masih sedikit bertanya-tanya, Nona Manis itu siapa (atau apa)? :D

Unknown mengatakan... 14 Februari 2013 pukul 15.43

nona manis, sebutan khas, yang biasa disebut oleh orang khas indonesia bagian timur

Unknown mengatakan... 14 Februari 2013 pukul 19.33

Nona manis dan Si ibu itu siapa ya? dan ibunda termasuk dalam mana ya? Bingung walau berulang kali membaca haha maklum lola ;D

Ria Rochma mengatakan... 14 Februari 2013 pukul 20.19

wah, ceritanya menarik mbak :)
udah dicatat sebagai peserta GA beranicerita yah :)

Siti Nurjanah (Bunda Zia) mengatakan... 15 Februari 2013 pukul 16.08

Wah, maklum baru belajar, jadi awang begini ya ceritanya.
Nona manis itu ibunya
dan si ibu itu neneknya
^_^

Bibi Titi Teliti mengatakan... 15 Februari 2013 pukul 17.20

eh,..
komen ku barusan ilang ato masuk moderasi sih yaaaah?

Bibi Titi Teliti mengatakan... 15 Februari 2013 pukul 17.21

Kayaknya komen ku yang pertama ilang yah :(

ngulang deh...

Ooo, jadi ini maksudnyah si janin dalem perut ibunya lagi curhat karena disuruh digugurin ama nenek nya gitu yah??
*minta konfirmasi*

Selalu kagum ama para penulis fiksi ituh...
daku sampe sekarang masih cemen aja gitu lho...

Siti Nurjanah (Bunda Zia) mengatakan... 20 Februari 2013 pukul 17.53

Mbak Erry : Ya, betul bangetssssss.
empat jempol aku kasih
hehehehe . . .

Unknown mengatakan... 24 Februari 2013 pukul 14.40

bagus mba alur cerita'a, semoga sukses deh buat GA'a & semoga menang :)

Keke Naima mengatakan... 25 Februari 2013 pukul 10.33

awalnya sy pikir yg jd 'aku' itu seekor kucing yg di pelihara sm nona manis tp ibunya gak suka.. hihi.. Cuma pas paragraf terakhir ada kata 'rahim', baru de sy baca ulang trus akhirnya ngerti.. :D

Santi Dewi mengatakan... 28 Februari 2013 pukul 13.49

Ceritanya indah seperti judul nya :)

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia