Kamis, 15 November 2012

Bayi lahir, trus ngapain?

Bayi lahir, trus ngapain?


Dua minggu sudah keponakanku lahir ke dunia ini. Aku suka gendong dia, bahkan setiap kali datang ke rumahnya, aku pasti gendong bayi 2 minggu itu. Sampai-sampai si empunya bayi marah-marah "ngapain digendong-gendong? ga nangis kok, nanti jadi manja dia" Aku jawab aja "Seru gendong Ihsan, ga berat kayak Zia" . Pasti donk, Zia kan sudah hampir 20 bulan. Dan Ihsan masih 2 minggu.

Nenek Ihsan, yang tidak lain adalah uaku memang sengaja turun gunung dari Tasikmalaya untuk menunggu anaknya melahirkan. Sudah hampir dua bulan dia menunggu Ihsan yang lahir di bulan ke 10 di kandungan ibunya. Melihat Ihsan yang terkadang kaget padahal bobo dipangkuanku persis waktu hujan di arisan keluarga, aku bertanya "Ua, kok Ihsan kayak kaget-kaget gitu sih?" "Iya, soalnya kalo sama bidan ga digebrak, beda sama paraji (yang suka membantu orang melahirkan di kampung)".

bayi lahir, trus ngapain?
2 keponakanku, Ihsan yang sebelah kanan
Emangnya kalo bayi baru lahir harus diapain sih? Itu pertanyaanku ke Ua yang memang rambutnya sudah hampir putih semua, dan Alhamdulillah Ua menjawab dengan sabar semua pertanyaanku. Nanya ke Ua kayak wawancara gitu, sambil dibeliin somay sepiring *nyogok.

Kebiasaan di kampung kami nan jauh di atas gunung sana melahirkan dibantu oleh paraji, akan tetapi rupanya bidan diikutsertakan baru-baru ini. Kakak tertua bapakku yang kebetulan seorang paraji memang benar-benar hebat. Konon katanya beliau pernah mengoperasi seorang pasien yang berpenyakit lambung akut tanpa alat medis sama sekali ckckckck . . .

Dan kini, beliau masih eksis membantu orang yang melahirkan di usia senjanya.
Saat sang jabang bayi lahir, oleh nenek atau uanya, bayi tersebut dimandikan dan diletakkan di atas ayakan *apa ya bahasa Indonesianya?. Sesudah itu, diletakkan di samping hawu alias tungku untuk memasak. Lalu diambil oleh sang Ua dan dielus-elus sambil didoakan. Terussss, sang bayi dibedong dan 7 orang disuruh gendong sambil mendoakan sang bayi merah tersebut.
Ibu sang bayi gimana? Tenang, ada yang ngurus kok. Si ibu disuruh makan kunyit, harangasu (ga tau maksud dan artinya), dan minum air lebu hangat (abu dari tungku).

Ketika sang bayi yang baru lahir menginjak hari ketiga, ada yang namanya posesi ngamanyuan. Yaitu segala macam daun-daunan dan kaliki (ga ngerti juga) ditumbuk dan dicampur air. Buat apa?????? Untuk si ibu mencuci tangan paraji dan meminta maaf kepada paraji atas kesalahannya dan telah merepotkannya saat melahirkan.

Hari ke-7, ini dia yang seru. bayi yang sudah rapi di bawa keluar rumah sama nenek atau uanya, kemudian diajak keliling rumah tujuh puteran, pusing ga ya bayinya?????. Sesudahnya, dibawa masuk lagi ke dalam rumah dan diambilkan anak ayam yang jenis kelaminnya sama dengan jenis kelamin sang bayi, lalu ambil semangkok beras dan uang seadanya. Ini persiapan proses ngahuripan. Sang ayam disuruh makan beras dimangkok tadi. Katanya, kalo ayamnya makan dengan cara mengelilingi mangkok berarti si bayi adalah calon orang yang memiliki derajat tinggi di masa datang. Setelah itu, sang bayi digendong ibunya, dan anak ayam tadi diputer-puter ke badan ibu dan bayinya, lagi-lagi tujuh puteran.

Masih belum selesai. Sang bayi lalu diletakkan di samping sang ibu, dan ditirag atau paraji mengetukkan lumpang (kayu panjang untuk menumbuk padi) ke sekeliling bayi. Apa manfaatnya? Menurut orang sih supaya bayi tidak penakut dan juga tidak kagetan. Ini nih jawaban Ua dari pertanyaanku tadi.

Sudah 40 hari loh bayinya. Berarti harus masak beras ketan dan sayur pahinum. Sayur ini terdiri atas kacang, jagung, dan hasil bumi lainnya yang dimasak jadi satu. Lalu beras ketan yang sudah dimasak tadi dimasukkan ke dalam cangkir untuk dimakan sang ibu plus sayur pahinum yang menurut kakakku enak tenan. Selanjutnya, paraji mendoakan sang ibu agar bisa cepat beraktifitas lagi. Dan sang ibu diserahkan kembali ke suaminya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kan udah 40 hari, xixixi....
Oia, sang ibu diurut di hari ketiga, ketujuh, dan keempt puluh.

Ini nih hasil wawancaranya, tapi kata Ua banyak yang kelewat. Udah lupa. Soalnya sekarang udah pada di bidan. Dan kata Ua lagi, dulu waktu aku lahir semua rentetan posesi ini kujalani dengan komplit lho, ga inget. Sekarang Ua sudah kembali ke Tasikmalaya, kampung yang sudah dua bulan ditinggalkan. Banyak kerjaan, katanya. Nanti kalau ada Ua boleh tuh nanya-nanya lagi. Bayi lahir, trus ngapain?

Baca selengkapnya »

2 komentar:

Rico Ade Mandana mengatakan... 15 November 2012 pukul 21.12

diapakan aja boleh bun, asal ndak dibalikin lagi
hahaha
senangnya punya ponakan itu emang gak terkira ya bun, seneng banget, seperti saya :)

mimi RaDiAl mengatakan... 16 November 2012 pukul 07.01

ribet ya bun..tp itulah nmnya tradisi hihihi

sun sayang buat Ihsan dan Zia yaa

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia