Sabtu, 06 Oktober 2012

Lontong Sayur pagi ini . . .

Lontong Sayur pagi ini . . .

Ayah Zia memang seorang fulltime blogger. Namun bukan berarti dia selalu bisa menemani kami kemana-mana. Bahkan terkadang hari minggu pun ayah Zia pergi untuk kepentingan onlinenya. Begitulah kehidupan kami dengan dunia maya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga.

Namun, hari-hari ini kegiatan ayah agak senggang, tapi tidak dengan esok hari. Dan sabtu pagi ini ayah Zia mengajak kami berjalan di lenggangnya jalanan, maklum libur. Ayah yang selalu penuh kejutan, mengawali jalan kami ke arah komsen, akan tetapi berbelok ke arah Villa Nusa Indah di tengah perjalanan. Dan berhenti tepat di depan ATM Mandiri. Ayah mulai mengajak Zia berjalan kaki ke seberang jalan, setelah Zia ribut nangis di ATM. Dikira sedang menuju suatu tempat, eh ternyata ayah sedang cari tempat buat sarapan yang enak (padahal Bunda udah masak lho di rumah, mubazir deh).

Terlihat dari kejauhan ada warung lontong sayur dadakan, rame banget. Kukira ayah mau masuk ke dalam tenda tapi ternyata malas terus menuju pedagang bubur ayam."Mau survei dulu" katanya. Lanjut ke tempe mendoan, kayaknya seru makan tempe pagi-pagi. Pas mau beli kok mbaknya malah pergi??? (tau kali yang mau beli belum mandi hehehehe . . .) Walhasil, masuklah ayah sambil mengajak Zia kembali ke lontong sayur . Memesan dua porsi lontong sayur plus telur dan rendang pus kerupuk merah mudanya yang khas, kami tak kebagian tempat duduk, dan akhirnya memilih tangga depan ruko yang masih tutup. Makan bertiga dengan Zia yang tak berhenti turun naik.

"Lontongnya ga asik, enakkan yang di pasar" ujar ayah Zia sambil mengunyah suapan terakhir lontong sayurnya (ga asik kok abis ya . . . .) Tapi memang begitu yang kurasakan, masih kalah dengan lontong sayur dekat toko bapak di pasar. Makan gratis, pulang bayar. Dan kudekati si empunya warung sambil bertanya "berapa?" "semuanya dua puluh empat ribu mbak". Ada sedikit rasa kaget lewat, mahalnya. Mana belum minum. Kubayar semuanya dan di luar tenda ayah Zia sedikit mendengar perkataan si empunya warung. Lalu berkata "kok mahal bener sih. Padahal rasanya biasa aja. Tobat deh makan di sini" tersenyum kumenimpalinya.

Whatever, pokoknya pagi ini aku bahagia. Senang bisa jalan bareng bertiga. Sesampainya di rumah, Zia tidur lelap. Mungkin kelelahan setelah menghitung jumlah anak tangga ^_^

Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia