Jumat, 26 Oktober 2012

Ied Pertama

Ied Pertama


Menjelang tanggal 10 Dzulhijah yang ditunggu plus dengan hari tasyrik yang banyak ditunggu orang muslim sedunia.Begitu juga dengan keluarga kecil kami, Bulan haji (istilah yang sering kami pakai), adalah bulan berbagi, dimana semua orang berbahagia dengan apa yang mereka dapatkan dari sesamanya.

Walaupun uang untuk bulan depan belum keliatan ujungnya, ayah Zia memaksakan diri untuk berkurban di bulan ini, dan kurban itu diatasnamakan ibunya (embah Zia). Pastinya aku dukung donk . . . Kan Allah sudah berjanji untuk mengganti apa yang kita beri di jalannya dengan 10 kali lipat. WOW, amazing banget kan. Haqqul Yaqin, aku percaya itu. Berarti dengan memberi 1,5 juta sudah bisa beli motor (amiiin . . .) dan dengan sedekah 15 juta, bisa beli mobil  (amin,,,amin,,,,).

Walhasil, datanglah sang kambing kemarin sore diantar kakak dan keponakanku ke kediaman mbah Zia. Zia yang saat itu sedang kumandikan dan kubilang mau liat embek, langsung mau kabur ga jadi mandi, wah gawat. Dijemput kakakku, kami berdua pergi ke rumah mbah Zia dan otomatis, Zia mantengin sang embek hingga azan maghrib berkumandang (itupun dengan sedikit paksaan).

Hari Idul Adha pun tiba, aku yang memang bertugas me-manage seluruh isi rumah siap bangun di jam 04.30 dan mulai beres-beres lalu mandi plus mandiin Zia. Berniat dengan sepenuh hati mencoba untuk pertama kalinya mengajak Zia menunaikan shalat Idul Adha karena gagal di Idul Fitri kemarin.

Agak takut membawa Zia ke lapangan yayasan Al-Fajar, Siti Rawani, karena kok dilihat-lihat ga banyak ibu-ibu yang bawa anak di bawah dua tahun. Mengambil dua lembar koran yang disediakan panitia, kamipun mengambil tempat agak belakang (takut Zia ngamuk pas shalat).Semenjak pertama duduk, Zia sama sekali tidak mau lepas dari pangkuanku, jadi ga ya shalatnya ^_^. Dan MC mulai bicara, lalu bilal mulai pegang mic dan . . . . . Akhirnya Zia mau duduk di sajadahnya sendiri yang memang kubawa dari rumah. Bermodalkan susu, tas, dan flyer bergambar anak kecil, kutinggalkan Zia untuk memulai shalat Ied.

Masih di awal rakaat pertama, Zia mulai menarik-narik mukena, tapi ga lama duduk lagi. kok duduknya depan aku yang lagi shalat. Tenang, bisa geser dikit kok. Mulai berdiri lagi di rakaat kedua, kok Zia ilang ????????? Wah,,,, BAHAYA. Ampun ya Allah, orang shalat kok mata, hati, dan pikirannya ke Zia terus. Astagfirullah .....
Kutitipkan Zia di satu rakaat terakhirku pada Yang Maha Mengetahui.

Selesai salam, kutengok ke belakang, ternyata Zia sedang bersama seorang bayi plus ibunya. Alhamdulillah ga kemana-mana. Ziaku memang anak yang manis dan bisa diajak kompromi. Di saat banyak anak kecil menangis saat ibunya shalat, Zia hanya duduk sambil nyusu dan ngeloyor pergi ke belakang. xixixixi . . .

Dari masjid Rawani, kami bertiga langsung ngacir ke rumah embah Zia. Mau lihat embe disembelih di Masjid Al-Barokah Perumahan AL. Dapat nomor urut 23, siapa selanjutnya??????
Serem liat darah bercucuran, kumemilih lihat bapak-bapak yang potong daging sapi. Tapi Zia kok anteng lihat embek disembelih, malah bilang "embe bobo" dan lihat embe dikuliti "baju embe lepas".
Kalo lagi gitu, Zia benar-benar anak ayah.

Alhamdulillah, ini kurban pertama kami dan pertama kalinya Zia ikut shalat Ied. Dan semuanya sukses, hadza min fadli robii....





Baca selengkapnya »

3 komentar:

Rahmi Aziza mengatakan... 27 Oktober 2012 pukul 06.43

Zia seumuran thifa nih, aku mau ajak anakku liat kambing disembelih agak2 takut mak, takut dia niru hihihi, padahal gpp yah mak sbnrnya

Keke Naima mengatakan... 30 Oktober 2012 pukul 08.18

selamat hari raya idul adha.. :)

Indra Kusuma Sejati mengatakan... 31 Oktober 2012 pukul 22.14

Acaranya pasti seru tuh Mba. Bisa sekalian momong anak dan mengenali dunia agama sedini mungkin.

Sukses selalu
Salam Wisata

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia