Minggu, 23 September 2012

Berlibur Bersama Umi

Berlibur Bersama Umi


Berlibur Bersama Umi - Mungkin kepulangan aku dan Zia bersama engkong dan uminya ke kampung halaman Tasikmalaya tidak bisa dibilang mudik, karena memang sudah kelewat lebaran sudah jauh sebulan dari Hari Raya Idul Fitri. Namun karena bapak baru bisa bernafas lega usai masa sibuk di pasar dan aku memang ibu-ibu yang suka jalan-jalan, akhirnya kami putuskan untuk mudik sebulan setelah lebaran dan harus meninggalkan ayah Zia sendirian di rumah hiks...

Kami berempat pergi dengan mobil pick up tahun 1996 yang setia mengantar bapak kemanapun pergi. Memulai perjalanan kami setelah shubuh, udara pagi pun ikut mengantar kami menuju kampung halaman, dan melewati jalan tol yang lumayan ramai hingga arah kawasan industri. Dan jalanpun melebar terus sampai akhirnya pemandangan tahu Sumedang terhampar di pintu keluar Tol Purbaleunyi (ngilerr,,,,).

Setelah merenggangkan otot sambil makan tahu, kami pun terus melanjutkan perjalanan melewati sejuknya hawa bandung dan terus ke Nagreg hingga akhirnya sampai di Rumah Makan Gentong daerah Ciawi. Kami makan dengan lahap (maklum belum sarapan), sampai-sampai bapak nambah satu porsi nasi timbel lagi yang pada akhirnya harus akulah yang menghabiskan hehehehe,,,(gembul euy..). Suasana yang bersahabat mengajak kami untuk shalat Dzuhur disana. Dan kami bergantian mengasuh Zia yang asik dengan banyak permainan di halaman mushola Rumah Makan.



Karena harus Menengok adik yang masih pesantren di daerah Singaparna dan mengantar kiriman untuk keponakan di Kawalu, kami pun tiba di Pamijahan saat maghrib tiba. Dan bapak berniat untuk melanjutkan perjalanan sampai ke rumah. Karena rumah kami nun jauh disana, on the top of the mountain, maka kami pun terus nanjak di waktu maghrib. Hingga di Tanjakan Panyalahan yang konon di tiga tikungan harus membunyikan klakson tiga kali bapak merasa perjalanan lancar dan tidak memencet klakson. Dan mobil pun 'selip' tidak bisa naik, diam di tempat. Sontak aku kaget dan agak deg-degan, tapi tidak dengan bapak, yang telah lama berkenalan dengan mobil dan tanjakan ini tetap tenang dan berusaha. Ada beberapa motor yang lewat, hanya bertanya tanpa membantu, dan bapak sekedar tersenyum kecut. Beberapa menit kemudian, mobil kami pun bergerak kembali dan terus naik hingga sampai di rumah.

Alhamdulillah, Zia tidak rewel di jalan. Anak pinter. Dan semua keluarga tersenyum melihat kedatangan kami yang kemalaman karena harus mampir kemana-mana.
Baca selengkapnya »

4 komentar:

Anonim mengatakan... 23 September 2012 pukul 19.28

Deg-degan pas tanjakan.. alhamdulillah lancar ya :)

Oci YM mengatakan... 23 September 2012 pukul 21.03

Menyenangkan yah ^_^

Anonim mengatakan... 24 September 2012 pukul 23.10

Wah jauh juga yah mbak, brangkat subut tiba malam... Terus tadi mobilnya bisa jalan karena di dorong atau gimana mbak?

Keke Naima mengatakan... 25 September 2012 pukul 08.58

oh dalemnya resto gentong spt itu.. adem juga ya.. sy suka kepengen makan di sana tp pas udah sp tempatnya selalu aja males berasa udah mau deket rumah :D

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia