Senin, 13 Agustus 2012

Ternyata Dia Penipu

Ternyata Dia Penipu 

Mungkin di antara beberapa teman ada yang pernah mengalami hal ini, atau bagi yang tidak pernah bisa dijadikan pembelajaran dan pemberitahuan.

Bapakku adalah seorang pedagang yang memiliki ruko di belakang pasar untuk dijadikan gudang. Dan baru-baru ini merenovasi rumah agar bisa dijadikan gudang di bagian belakangnya. Sehingga ruko belakang pasar itu bisa dikontrakan agar dapat menghasilkan. Hingga akhirnya dituliskan kata "DIKONTRAKKAN" di depan ruko tersebut.


Hampir tiap hari selalu saja ada penelfon yang ingin mengontrak di ruko tersebut. Namun bapak masih belum pas dengan harga yang mereka inginkan. Hingga akhirnya di awal Ramadhan ini ada seorang ibu yang ingin mengontrak ruko dalam dua tahun dan dengan harga yang pas dengan yang diinginkan bapak.

Ketika si ibu yang mengaku sudah haji dua kali dan semua anaknya adalah orang sukses memberi uang muka sebanyak 3 juta rupiah, bapakku bersiap-siap membersihkan dan memindahkan beberapa barang yang masih tersisa di ruko. Akan tetapi ibu tersebut melarang, dan berniat akan membeli semua barang yang ada. Dia berniat membayar semua barang itu nanti bersamaan dengan pelunasan ruko. Dan bapak pun setuju.

Masih jelas diingatanku, bapak menghitung semua barang miliknya di ruko itu, satu-persatu tanpa ada yang tertinggal, dan semuanya berjumlah hampir 10 juta rupiah. Dengan penuh rasa percaya, bapak memberikan kunci ruko dengan segala isinya kepada si ibu yang katanya akan shalat dan ngaji dulu sebelum mulai menjalankan bisnisnya di ruko bapak.

Dua hari berjalan, bapak melewati ruko dan senang karena si ibu mulai membersihkan dan mengecat ruko, yang berarti bahwa dia akan serius dengan usahanya. Bahkan seminggu kemudian, salah satu tetangga di ruko bapak menyapa dan berkata," pak, kemarin sudah turun barang di ruko, dua truk pak. Banyak banget ya..." ujarnya.

Hingga di satu sore dan sudah saatnya berbuka puasa, bapak dan ibu mulai menyantap makanan untuk berbuka, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dengan keras. Dan bapak pun bilang "Siapa jam berbuka bertamu, tidak sopan sekali".  Bapak dan ibu mengabaikan tamu tersebut. Tapi tamu itu tak mau diam hingga akhirnya ibu membuka pintu dengan agak sedikit marah.

Kettika pintu dibuka, ibu kaget, karena tidak mengenali tamu tersebut. "Benar ini rumah pak haji yang punya ruko di belakang pasar?" dia bertanya. "Iya, memang ada perlu apa?" ibuku balik bertanya. "saya ingin ketemu pak haji" jawabnya serius. Dan ibu pun memanggil bapak yang sedang berwudu.

Selesai berwudu dan salat terlebih dahulu bapak menemui tamu tersebut dan tamu itu menceritakan "Pak, bapak yang mengontrakkan ruko di belakang pasar itu? Apakah bapak tahu, bahwa ibu yang mengontrak itu adalah penipu, dia sudah menipu saya sebanyak Rp. 250 juta" akunya, dan bapak pun terkejut mendengar hal tersebut.

Setelah itu bapak menelfon suamiku dan menceritakan hal tersebut, akhirnya suamiku pergi ke ruko dan bertanya pada salah satu pedagang di sekitar ruko " Wah mas, kalo ruko pak haji sudah lama tutup, terakhir saya lihat, pagi hari datang barang dua truk dan herannya lagi sore sampai malam semua barangnya diangkut lagi pake mobil bak". Langsung suamiku mengajak bapak melihat isi ruko dengan kunci serep (apa ya kata lainnya?) yang ada. Dan ternyata sama sekali tidak ada  barang apapun milik si ibu, bahkan beberapa barang bapak ada yang hilang. Jika ditaksir bisa sampai 5 juta. Wah, bingung juga neh.

Keesokan harinya bapak menghubungi aparat setempat dan masalah ini sedang diurus. Entah akan bagaimana penyelesaiannya. Semua sudah bapak pasrahkan kepada Yang Maha Segala. Mudah-mudahan semua mendapatkan yang terbaik.

Wah, ternyata si ibu yang (ngakunya) sudah haji dua kali adalah penipu ulung dengan jaringan yang terorganisir.
Baca selengkapnya »

1 komentar:

Keke Naima mengatakan... 13 Agustus 2012 pukul 23.53

turut prihatin ya mbak.. sy blm pernah ngalamin sih.. Semoga ada hikmah dr kejadian ini.. Aamiin..

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia