Jumat, 17 Agustus 2012

Rambutku Mahkotaku

Rambutku Mahkotaku 

Zia, putri kecilku yang energik dan tak kenal dalam bermain. Ketika lelah mulai dirasa, dia akan meminta susu dan mencari bantal. Anak cerdas, itu menurutku dan semua keluargaku. Alhamdulillah.

Ketika dilahirkan, Zia memiliki rambut tebal dan hitam di atas kepalanya. Dengan wajah bulat sepertiku dan mata bulat milik ayahnya. Zia yang lucu dan senang menari serta memanjat apapun dihadapannya (agak ekstrem ya...). Sudah menjadi kebiasaan keluarga kami, ketika menginjak 40 hari umur bayi, maka dicukur rambutnya dan dipotong kukunya. Dan pergilah kami ke ibu haji yang sudah biasa mencukur rambut bayi. Karena untuk melakukannya sendiri, aku tak tega dan memang belum bisa ^_^ . Setelah dicukur habis rambutnya, kami kini melihat Zia yang benar-benar bulat. Lucu.

Dan ibu haji memberitahuku untuk melumuri kepala Zia dengan menggunakan Kemiri, seledri atau lidah buaya. Bahkan kakakku ikut berbicara, bahwa kepalanya harus dilumuri bagian putih dari kulit semangka. Kuikuti semua saran itu, karena anakku adalah perempuan, dan ku takut jika rambutnya tidak tumbuh.

Kini, menginjak 17 bulan umur Zia, dan rambutnya hanya tumbuh sedikit, bahkan lebih sedikit dari pada anak seumurannya. Rasa khawatir mulai merasukiku. Dan mulailah aku bertanya-tanya kepada orang-orang sekelilingku (sekarang ku sudah pindah rumah). Dan mereka bilang bahwa Zia harus dicukur kembali. Dan beberapa hari yang lalu aku beserta suami melakukannya ketika Zia tengah tidur siang.

Kepala Zia kembali tak berambut. Dan kumelihatnya seakan-akan dia kembali ke umurnya yang 2 bulan. Lucu. Tapi, sayang. Dia anak perempuan. harusnya kepalanya ditumbuhi rambut indah dan lebat. Seperti seorang putri dengan mahkota indah di atas kepalanya.

Kubawa dia menemui neneknya, dan ketika melihat Zia, ibu pun marah karena kepalanya tanpa rambut alias botak. "Kan mau lebaran, bukannya rambut dibagusin, dirapiin, eh malah dibotak habis. Harusnya dikasih minyak, dikasih lotin. Gimana sih kamu???" ibuku mulai berbicara dengan gayanya yang cepat. Dan aku hanya diam sambil sedikit nyengirrrr.

Sekarang kumulai lagi rutinutasku yang hampir kulupa, yaitu melumuri kepala Zia dengan segala sesuatu yang ada di dapur, agar rambutnya cepat tumbuh dengan lebat dan indah. Maafin bunda ya Zia......
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia