Minggu, 22 Juli 2012

Mari Memberi


Mari Memberi | Menabung Untuk Hari Nanti

Pagi ini kubaca tulisan dari seorang ilmuwan hebat. Dia telah menemukan seorang ibu yang selalu bersedekah 2000 rupiah tiap hari dari penghasilan 7000 rupiah. Ketika ditanya mengenai hal tersebut sang ibu menjawab, saya menabung untuk diri saya di akhirat kelak, dan mungkin saja di uang saya ada rezeki orang lain, tukang sayur, tukang ojek, atau tukang sampah. Terenyuh hati sang ilmuwan yang ternyata sarjana Ekonomi tersebut. Perhitungan yang tak pernah ia pelajari di bangku sekolah. Perhitungan indah Sang Maha Kuasa.

Sang ibu adalah seorang fakir miskin yang seharusnya tak pernah terlewat dari uluran tangan kita, seorang yang seharusnya diberikan perhatian lebih oleh kita, justru dialah yang mengulurkan tangannya untuk orang lain.

Memberi, kata yang sangat mudah diucapkan namun sangat sulit dilakukan. Banyak diantara kita yang sering melupakan hal tersebut dengan alasan untuk kehidupan sehari-hari atau untuk biaya sekolah anak. Padahal harta tersebut sesungguhnya bukanlah milik kita semata, ada hak orang lain di dalamnya. Sedekah memang tidak wajib, tapi tidakkah kita ingin memiliki tabungan untuk diri kita sekarang dan nanti.

Perut memiliki tiga hak; makanan, air, dan udara. Begitupula dengan harta, ada tiga haknya; sedekah, kebutuhan sehari-hari, dan tabungan. Berlaku adil terhadap harta dengan memberi terhadap sesama merupakan tabungan bagi kita kelak.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan Cinta Bunda Zia